Kamis, 14 Januari 2021

The Plan, Test, and Sabr

 


Video kajian ini aku klik karena pikiranku yang sedang kacau. Aku kebingungan, tidak mengerti apa sebabnya aku berhadapan dengan hal-hal ini. Tapi siapa sangka, isi kajiannya melampaui apa yang aku harapkan. Menjawab lebih banyak dari yang aku tanyakan.

Merasa tidak dihargai. Rencana yang gagal. Kejadian yang sedikit pun tidak masuk dalam list penggagal rencanaku, tidak masuk dalam list kemungkinan terburuk, tapi malah terjadi. Pemberian yang tidak diminta. Tanggung jawab dan amanah yang selalu ingin dihindari tapi malah diemban paksa.

Ku pikir semua itu adalah murni akibat perbuatan jelek ku, entah itu ku sadari atau tidak. Ternyata tidak. Ternyata itu lebih luas. 

Ternyata itu murni kasih sayangnya Allah.

Kajian ini berfokus pada QS. Al Kahf 66-82, bagian kisah Nabi Musa yang belajar pada seorang guru yang ditunjuk Allah. Untuk ayatnya bisa dibuka di quran masing-masing. QS. Al Kahf sendiri merupakan surah yang disunnahkan untuk membacanya setiap hari jumat, maka harusnya tidak asing dengan cerita ini. Cerita yang pertama kali ku baca membuatkan tak habis pikir.

"Kenapa Allah memerintahkan itu kepada hambanya? Apa tidak ada cara lain?"

Karena aku benar-benar tidak mengerti esensinya, aku hanya fokus membacanya saja setiap jumat, dan menjadikan ceritanya tinggal cerita.

Hingga ditemukan Allah dengan kajian Ustadz Nouman Ali Khan ini dan aku benar-benar tersentuh. Ternyata tak sedikit pun yang terjadi pada manusia melainkan semua adalah bentuk sayang Allah. Tak sedikit pun ada rencana terhalang melainkan terganti dengan rencana lain yang lebih baik dan lebih besar. Tak sedikit pun sesuatu terjadi melainkan pasti Allah yang kehendaki.

Aku coba rangkum beberapa penjelasan Ustadz Nouman Ali Khan:

1. Perahu yang dilubangi (QS. Al Kahf 71, 72, 79)
Sebenarnya dalam Al Quran sekalipun ini sudah jelas, tapi melalu penjelasan Ustadz Nouman ini menjadi semakin terang. Bahwa jika kapal tersebut tidak rusak, penguasa yang ada di depan jalan akan mengambilnya. Maka sedikit kerusakan, yang menyibukkan mereka, mungkin menggagalkan rencana mereka jauh lebih baik karena dengan itu kapal itu tidak diambil, masih menjadi milik mereka untuk digunakan mencari nafkah  

2. Anak kecil yang dibunuh (QS. Al Kahf 74, 80, 81)     
Hanya Allah yang tahu bahwa anak kecil itu kelak besarnya menjadi seseorang yang kejam, jahat pada orangtuanya. Maka Allah memberikan jalan keluar dengan kematiannya, sebab dengan itu dia tidak akan berbuat jahat saat dewasa, tidak membawa dosa yang banyak, dan langsung akan masuk surga. Bagi orangtuanya, kehilangan anak tersebut pasti jadi kepedihan yang berat, tapi Allah menghindarkan mereka dari kepedihan yang lebih melukai, yaitu diperlakukan buruk oleh anak.

3. Rumah yang diperbaiki (QS. Al Kahf 77 dan 82)
Kota persinggahan Nabi Musa dan Gurunya banyak dihuni orang-orang yang kejam yang tidak saling peduli dan mengasihi. Sedang di dalam kota itu ada rumah rumah yang hampir runtuh itu yang dihuni 2 anak yatim. Di sana juga terdapat harta simpanan orangtuanya yang sangat banyak. Allah ingin harta itu tetap tersimpan dengan baik agar bisa digunakan oleh anak tersebut saat dewasa. Jika dinding itu tidak diperbaiki, maka warga kota tersebut akan melihat keberadaan harta tersebut dan bisa saja mengambilnya tanpa menyisakan sedikitpun. Mengingat perangai mereka yang kurang baik.


Kesamaan dari 3 hal ini adalah betapa tidak masuk akalnya kejadian tersebut di mata kita, jika Allah tidak menerangkan sebabnya. Tapi hidup di dunia dipenuhi kejadian yang tidak Allah jelaskan. Di penuhi hal-hal yang sulit diterima, entah itu baik atau buruk. Dipenuhi hal-hal yang menguji kesabaran kita.


1. Ketika kebaikan berbalas kesulitan
Seperti saat pemilik perahu yang memberi tumpangan pada Nabi Musa dan Gurunya. Kebaikan yang mereka berikan malah berbalas kesulitan, peruhunya dilubangi dan mereka harus sibuk memperbaiki. Tapi ternyata adanya kesulitan tersebut malah menghindarkan mereka dari kesulitan yang lebih besar. Perahu untuk mencari nafkah tidak diambil oleh penguasa yang ada di depan jalan, karena rusak. 
Rahasia besar selalu sangat menakjubkan, MasyaAllah.

Poin pentingnya, waktu itu Guru Nabi Musa melakukannya atas perintah Allah dan juga mengerti apa yang akan terjadi. Hari ini, di kehidupan kita, orang yang berbuat buruk atas kebaikan yang kita berikan mungkin tidak menyadari bahwa mereka telah mendatangkan kesulitan. Kita menerima apa yang sudah Allah tentukan dan mereka berbuat seperti apa yang sudah Allah rencanakan, tanpa pernah tahu kebaikan besar apa yang dirahasikan Allah di baliknya. Lalu sebaik-baiknya yang bisa kita lakukan adalah bersabar dan berhusnudzon pada Allah

2. Ketetapan Allah
Seperti anak kecil yang dibunuh. Baik Nabi Musa, Gurunya, anak kecil itu, atau bahkan orangtuanya, mereka semua tidak saling kenal. Tidak ada kebencian dan alasan apa pun yang melatari kematian anak itu selain Allah yang sudah menetpakan. Bahkan itupun kemudian demi memberikan kebaikan pada semuanya. Bagi orangtuanya, bagi anaknya, bagi Guru Nabi Musa yang menjalankan perintah Allah bahkan mungkin beliau tidak mengehendakinya, bagi Nabi Musa untuk mengambil pelajaran.

Terkadang kita sibuk mencari alasan atas apa yang terjadi. Berpikir ini karena dosa lalu berlarut-larut menyalahkan diri sendiri. Bahkan jika itu adalah kebaikan, maka alasannya adalah karena usaha-usaha sendiri. Padahal banyak hal terjadi untuk alasan yang hanya Allah ketahui sendiri. Begitulah sesuatu Allah tetapkan sebagai bentuk kasih sayang-Nya. Lantas tugas kita kemudian bukanlah mencari apa yang Allah tutupi, tapi sepenuhnya bersabar dan berhusnudzon pada Allah. Sebab sepanjang-panjangnya akal manusia tidak bisa mencapai rencana besar Allah.

3. Berbuat kebaikan
Satu-satunya kebaikan yang terlihat dari kisah ini adalah ketika Nabi Musa dan Gurunya memperbaiki rumah anak yatim. Ketika mereka diabaikan warga kota saat meminta bantuan makanan tapi malah memperbaiki salah satu rumah di kota tersebut.

Bagian ini aku coba petik sendiri hikmahnya. Menurutku kenapa ada bagian ini di cerita itu adalah untuk mencontohkan pada kita, bahwa entah itu baik atau buruk suatu hal maka semuanya ada dalam rencana Allah. Tapi, sebagaimana diaturnya berusahalah sebisa mungkin untuk memilih jalan yang baik untuk mendatangkan kebaikan, meski kita mendapatkan kesulitan bahkan dari orang yang kita bantu. Bagian ini juga tetap memerlukan kesabaran dan husnudzon pada Allah.


Bahkan ketika 3 poin di atas terjadi pada orang lain dan kita melihatnya, itu tetap menjadi ujian kesabaran kan?

Ketika kita melihat orang lain berbuat buruk setelah dibantu, atau membantu setelah dijahati, atau mengalami kesulitan maupun kebaikan padahal dia tidak berbuat apa-apa, tentu akan mendatangkan tanda tanya besar dalam diri kita. Rasa empati akan terketuk, nurani untuk membantu itu akan muncul, atau bahkan rasa iri sekalipun akan bergejolak. Dan kita tetap perlu berusaha sabar. Bersabar untuk tidak langsung berkomentar, menyimpulkan. Berusaha berpikir baik bahwa ada kebaikan yang memang Allah persiapkan. Sebelum benar-benar perlu membuat tindakan.

Dan inilah bagian spesialnya, dijabarkan dengan jelas oleh Ustadz Nouman Ali Khan:

Pelajaran ini tidak mudah dipelajari, bahkan oleh orang seperti Nabi Musa AS. Jika kita tidak bisa langsung menanamkan hal itu, tidak apa-apa, ini bahkan tidak mudah bagi Nabi Musa AS. Kita tidak diharapkan menjadi malaikat, kita tidak diharapkan untuk tidak marah, tidak kehilangan kesabaran, bukan itu yang diharapkan Allah. 

Sebagaimana faktanya, bahkan orang seperti Nabi Musa A.S, Rasul Ulul Azmi, jika beliau berkali kali diberitahu, " Lihat, kamu kehilangan kesabaran. Saya sudah bilang, kamu tidak akan tahan" (QS. Al Kahf ) 

Lalu siapa kita? Kita akan mengalami keadaan itu

Tapi kisah ini adalah untuk mengingatkan kita bahwa terkadang kita harus mundur selangkah dan mengatakan pada rencanya, "Aku tunduk padanya, ada kebaikan untuk dunia dan akhiratku dan aku akan menerimanya"


Kajian ini menjawab peliknya pikiranku. Aku diberi amanah yang tidak pernah ku minta. Ketika atasan memintaku melakukan pemeriksaan swab antigen padahal aku tidak berkompetensi untuk itu. Tapi beliau keberatan juga mengeluarkan uang demi pelatihan, dimintanya aku mempelajari dari youtube, serta mengatakan, "Gampang kan?" Beliau juga keberatan memenuhi seluruh APD untuk ku.

Betapa hancurnya hatiku ketika pekerjaan berisiko ini begitu disepelekan. 

Selama ini aku jarang minta APD, dan baru kali ini aku serius menekankan bahwa beliau harus melengkapi itu. Meskipun sedih setiap kali harus berhadapan, meminta APD, seolah diabaikan, dianggapnya tidak penting, aku tetap memperjuangkannya. Padahal dirinya sendiri begitu takut dengan COVID19.

Beliau juga selalu komplain tentang pendapatan laboratorium yang menurun, padahal reagen dan kebutuhan lab juga tidak beliau lengkapi karena takut keluar uang.

Aku benar-benar nggak habis pikir, kenapa beliau begitu, padaku, pada semuanya. Apa dosaku padanya, padahal selama ini aku banyak diam. Gaji di bawah umr aku diam, bonus dipotong aku diam, masker aku beli sendiri juga, aku berusaha memahami bahwa pendapatan lab selama COVID memang berantakan. Tapi beliau tetap saja menekan dan mencecar seolah-olah aku yang menghabiskan uangnya. 

Lagi pula, mana ada orang panen tapi nggak mau beli bibit?

Ditambah lagi, top up shopeepay untuk belikan masker bapak uangnya nggak masuk sampai 1x24 jam. Entah kemana.

Airin juga sakit demam, batuk kering, mencret, aku takut itu mengarah covid dan aku yang membawa virusnya ke rumah, sebab dokter tidak memenuhi APD ku dengan tepat.

Aku juga nggak bisa bohong kalau aku khawatir lab akan tutup dan aku menganggur. Aku harus kerja kemana? Uang tabungan belum kekumpul beli kamera.

Aku coba cari cara lain. Mungkin kamera belum penting dan uangnya belum cukup. Tapi setidaknya aku bisa beli pentablet untuk menunjang skillku, uangnya juga cukup dan sisa. Toh semakin baik skill ku aku mungkin bisa mulai menambah penghasilan dengan jualan wall decor.

Lalu ku putuskan membelinya.

Bahkan itu juga terkendala. Dicari ke berbagai toko, pen tablet wacom ctl 4100 wl tidak ada, akhirnya aku harus PO 2 hari di toko ke 3. Aku DP uang 300 dan aku resah, menyesalinya ku pikir kebanyakan. Aku takut aku ditipu lalu uangnya hilang. Untungnya tidak, tepat di hari ke 2 pen tabletku sampai dan bisa mulai aku gunakan.

Semuanya itu berputar dikepalaku, dan distop dengan kajian tersebut di atas. Dengannya aku bisa mengambil nafas perlahan bahwa apapun yang terjadi, alasannya Allah menyayangiku dan tidak ada sesuatu yang buruk di dalamnya. Aku hanya harus bersabar, sedikit menarik diri, dan menunggu waktu dalam prosesnya. 

Ternyata jawaban, hanyalah milik Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Media Sosial

Total Kunjungan

Part Of

Blogger Perempuan
PENABLOGGERBANUA