Takut selesai satu buku, malah nggak dilanjutin, keburu hilang feelnya. Menganut prinsip sedia payung sebelum hujan karena sering anget anget ta*i ayam, wkwkwk
By the way, trilogi novel Dilan adalah
karya Pidi Baiq yang pertama aku baca, yang katanya diangkat dari kisah nyata.
Wallahu A' lam. Dari buku ini aku lebih terkesan ke "bagaimana penulis
menceritakan". Ini kalau orang sastra bilangnya apa ya, hahaha. Maksudnya
gini deh, secara pribadi aku kurang suka novel cinta-cintaan, entahlah, menurutku isinya kebanyakan drama. Tapi untuk buku Dilan aku masih sanggup
baca, selain ada kesan keadilan di dalamnya (karena diambil dari dua sudut
pandang) cara beliau menceritakan pun enak dibacanya. Mudah dipahami. Ya gitu lah pokoknya, two thumbs up!
Dilan dan Milea adalah kisah
romantis dua remaja yang masih sangat muda, mari kita anggap umur mereka antara
15-16 tahun saat itu, dengan keterangan pada bulan September tahun 1990 Milea
pindah ke Bandung, bersekolah di sana dan menduduki bangku kelas 2 SMA.
Lewat buku pertama “Dilan,
dia adalah Dilanku Tahun 1990”, kita akan dikenalkan dengan Dilan dari mata
Milea dan mengenal Milea dari caranya memandang Dilan. Namun jika membahas
perihal karakter, buku kedua “Dilan, dia adalah Dilanku Tahun 1991” lebih tepat
dalam menggambarkan Milea dan buku ketiga “Milea Suara dari Dilan” lebih akurat
dalam menggambarkan Dilan.
Di buku “Dilan, dia adalah Dilanku Tahun 1990”, Milea banyak bercerita bagaimana trik-trik pdkt Ala Dilan. Bisa dikatakan itu trik yang unik dan berbeda. Untuk aku sendiri, aku kurang 'dapet' dengan cara pdkt Dilan. Beda cerita saat ibuku yang baca, beliau bilang “Lucu orangnya..”. Wajar sih, beliau juga pacaran di tahun 90-an dan anaknya baru lahir 5 tahun kemudian setelah Dilan dan Milea jadi mantan. Tapi, temenku suka kok, sepupuku juga, aku aja deh kayaknya yang nggak ngerti. Ya mungkin beda selera lah ya, hahaha..
Milea ini adalah remaja putri yang cantik menawan, wajar jika banyak laki-laki yang “mengincar” nya dan lebih wajar lagi bagi Dilan yang merupakan laki-laki tulen untuk jatuh hati padanya. Setidaknya begitulah yang buku bilang, aku pribadi belum pernah melihat Milea secara utuh, wkwk.
![]() |
Milea Adnan Hussain |
Yang menarik adalah bagaimana Dilan digambarkan sebagai sosok remaja laki-laki dengan gaya bahasa dan gaya PDKT yang sungguh membuat banyak wanita menginginkannya dan beberapa lelaki zaman sekarang meng’guru’kannya. Fyi, Dilan ini anggota geng motor loh, dia bahkan menjadi panglima tempurnya, hmm. Yaudah lah ya, udah beda zaman. Biar Dilan aja yang kayak gitu kalian jangan. Nanti dia tidak original lagi, wkwk.
![]() |
Dilan. Masih belum nemu nama lengkapnya, wkwk |
Mari kita persingkat dengan menyatakan perasaan Dilan ke Milea bagai gayung bersambut. Jika aku tidak merasa "Wah!" dengan pdkt ala Dilan, beda cerita dengan Milea. Dilan berhasil mengisi ruang di hati Milea yang kala itu belum putus sepenuhnya dengan Beni. Beni adalah pacar sekaligus teman satu sekolah Milea di Jakarta.
Sejak kenal Milea, hari-hari Dilan mulai banyak dihabiskan dengannya, yang secara tidak langsung intensitas berkumpul dengan para sahabat di geng motor pun berkurang. Perubahan tersebut menimbulkan perasaan tidak nyaman pada kawan-kawan Dilan. Sebagai salah satu sahabat, Anhar pun mencoba menyampaikan
pendapatnya pada Milea, yang lebih terkesan sebagai sindiran.
Pada satu kesempatan, Anhar menyinggung Milea sebagai seseorang yang terus menempeli Dilan, kemana pun. Sebagai perempuan kata-kata tersebut jelas telah melukai harga diri Milea. Susi (perempuan yang mengejar-ngejar Dilan) and the gang yang juga ada di tempat menambah keruh suasana dengan kalimat-kalimat yang tak kalah pedas. Dalam situasi itu, Milea yang seorang diri tanpa ditemani Dilan merasa sangat dipojokkan. Beberapa orang yang berusaha menenangkan Milea pun gagal, emosinya sudah terlanjur naik. Tak peduli apakah Anhar laki-laki yang tentu lebih kuat darinya, dia tetap berani menantang Anhar bahkan lebih dulu maju dengan menarik kerah baju Anhar. Anhar terkejut melihat apa yang terjadi pada Milea, segenap usahanya melepaskan cengkraman Milea, gagal. Merasa posisinya semakin terancam, Anhar kemudian menampar Milea
Kayaknya wajar ya Anhar kesel, kita aja kalau punya temen
yang baru punya gebetan tapi, udah nempel terus kesana kemari sebel juga kan?
Gimana gitu liatnya, kayak ada risi-risinya gitu hehe.. Tapi nggak usah disindir juga sih.
Setelah mendengar kabar
tersebut, Dilan menemui Anhar dan menghajarnya habis-habisan. Padahal waktu itu
Anhar sudah meminta maaf pada Milea atas tindakanya. Mereka yang berkelahi di
lingkungan sekolah pun akhirnya dibubarkan oleh para guru dan disidak. Ada satu
kalimat yang menggelitik dari Dilan, yang menunjukkan betapa jatuh cintanya dia pada Milea. Sembari menunjuk Milea, Dilan mengatakan, "Kepala Sekolah nampar
dia, sekolah ini ku bakar! Apalagi cuma Anhar." Sadissss. Sekolah punya
dia rupanya haha..
![]() |
Ya kira-kira begini ekspresiku saat membaca kalimat tersebut. Tapi jelas nggak seimut dedek ini hahaha |
Setelah kejadian itu, Dilan meminta teman-teman yang mengiringinya untuk pulang karena dia hanya ingin berdua Milea. Singkat cerita suasana jadi romantis di warung Bi Eem (tongkrongan geng Dilan). Ya, dibaca sendiri aja deh gimana romantisnya, susah ngejelasin, pokoknya tidak baik dan tidak usah, wkwk. Barulah setelahnya terbit surat bermatrai dengan tanggal 22 Desember 1990 menandakan mereka resmi berpacaran. Hmm lumayan juga ya pdktnya 3 bulan, haha.
Yay, happy ending!
![]() |
Proses pembuatan surat resmi jadian, wkwk |
Kisah berlanjut pada buku kedua, “Dilan, dia adalah Dilanku Tahun 1991”
Konflik di buku ini lumayan
padat, agar lebih sederhana aku mencoba untuk menghubungkan dengan penjelasan
Dilan di buku ketiga “Milea Suara dari Dilan” Semoga bisa dimengerti.
Melihat kebahagiaan di buku
sebelumnya kemungkinan besar kalian akan terkejut membaca halaman pertama di
bab 1 buku ini. Di sana Milea mengatakan dia sudah bersuami, mempunyai anak,
dan kini tinggal di Jakarta. Tapi untuk sementara waktu kita hanya boleh
berekspektasi bahwa “Ah.. Suami Milea pasti Dilan!” karena jawabannya terletak
di akhir halaman. Kita diajak berkeliling dulu untuk melihat asam manisnya
kisah cinta Dilan dan Milea, meski menurutku banyak asamnya.
![]() |
Bagian kedua : Dilan, dia adalah Dilanku Tahun 1991 Bacanya pake emosi, sampe lecek ini buku *alibi :D |
Dibuka dengan kejadian Dilan dikeroyok oleh beberapa orang yang tidak dikenal, yang kemudian dijelaskan Dilan sebagai agen CIA. Belakangan diketahui ternyata agen CIA itu merupkan Endi (kakak Anhar) dan kawan-kawan. Diduga motif Endi hari itu untuk membalas perbuatan Dilan karena telah menghajar Anhar, meski Anhar mengatakan dia tidak mengaku pada kakaknya. Dilan tidak tinggal diam, malam hari tanggal 24 Desember 1990 Dilan merencanakan dan melancarkan aksi balasan kepada Endi.
![]() |
Sesaat setelah pengeroyokan di warung Bi Eem |
Namun kenyataan bekata lain, aksi Dilan malam itu digagalkan polisi. Dilan dan kawan-kawan di tangkap dan ditahan beberapa hari dengan alasan akan melaksanakan tindakan yang meresahkan warga. Kejadian ini dijelaskan Dilan di bukunya sebagai Peristiwa Taman Centrum.
Buku sebenarnya tidak
menerangkan dengan jelas perihal tanggal Peristiwa Taman Centrum, tapi Milea
sempat bercerita bahwa tanggal 25 Desember 1990 ketika dia mendapatkan
perlakuan tidak pantas dari sepupunya, Yugo, dia juga mendapat kabar bahwa tadi
malam Dilan ditangkap polisi. Maka dari itu mari kita simpulkan itu tanggal 24
Desember 1990.
Kenapa sih aku mau ribet
ngurusin tanggal?
Karena, malam di mana Dilan
melakukan aksi balas dendam, Milea sempat menemui Dilan untuk
memperingatkannya. Milea mengacam jika Dilan nekat balas dendam maka mereka
putus. Perhatikan sedikit, tanggal 22 Desember 1990 mereka jadian dan 2 hari
kemudian pada tanggal 24 Milea bisa mengancam putus. Semoga dengan ini pembaca
bisa memahami, bahwa mereka benar-benar remaja tulen yang emosinya up
and down banget.
![]() |
Milea menjenguk Dilan di Kantor Polisi |
Milea datang menjenguk Dilan dua hari kemudian. Mereka menjelaskan banyak hal, dari kejadian penangkapan hingga siapa Yugo dan apa yang dilakukannya. Singkat cerita mereka nggak putus dan hubungannya pun membaik.
Tapi nggak sepenuhnya, ada yang berubah. Perihal bagaimana hubungan mereka setelah hari itu lebih banyak diceritakan oleh Dilan di bukunya “Milea Suara dari Dilan”, yang bisa aku kronologikan sebagai berikut ;
Menurutku, bagaimana Dilan
akhirnya menjadi lebih sering bersama Milea adalah usahanya untuk membuat Milea
percaya, disamping alasan karena Dilan pasti juga ingin terus bersama Milea.
Anggaplah ini seperti usaha yang tidak nampak, sedangkan usaha yang nampak
adalah bagaimana akhirnya Dilan menyetujui untuk ada di rumah sebelum jam 10
malam. Gimana? Bukankah ini usaha yang cukup besar, ketika hubungan geng
akhirnya terbengkalai? Bahkan meski itu adalah sahabat yang jauh lebih
dikenalnya dibanding Milea? Seharusnya bisa jadi cukup untuk memenuhi ingin
Milea.
![]() |
Dilan dan Milea pernah akur kok, ini contohnya hehe |
Tapi Milea pun wajar bertindak semacam itu. Dengan memberi aturan jam malam, setidaknya ketika tidak sedang bersama, Milea tahu bahwa Dilan baik-baik saja dan sedang ada di rumah. Ya, Dilan memang anggota geng motor yang cukup baik, dia tidak melakukan tindak kriminal apalagi mengonsumsi hal-hal yang berbahaya. Tapi bukankah itu juga tetap mengkhawatirkan? Pacar kalian yang anak baik-baik dan cuma nongkrong di warung kopi malam-malam aja kalian khawatir kan? Bayangin gimana khawatirnya jadi Milea yang pacarnya anak geng motor? Wkwk. Belum lagi Dilan pernah ditahan di kantor polisi, nah lohh.
Meski jujur, ini memang
lumayan agak lebih menurutku. Menurutku. Ya karena mereka bukan sepasang suami istri,
nggak ada kewajiban untuk jam malam. Tolong jangan membela diri dengan bilang
mereka pacaran, nggak ada pengaruhnya. Pacaran itu nggak boleh hehe.
Setidaknya, waktu itu
keduanya sudah berusaha dengan caranya masing-masing. Sudah menikmati hasil
usahanya meski perjuangannya juga nggak gampang. Ada batin yang terus menerus
konflik sama ego yang setiap saat harus diredam. Demi apa? Demi kelanggengan
dan kebahagiaan bersama.
Setelah tahu bagaimana mereka
menjalani sebuah hubungan, kita kembali pada buku kedua. Masuk pada klimaks cerita, ketika Akew
(sahabat Dilan) meninggal dunia pada 31
Juli 1991.
Dengan adanya peristiwa ini,
emosi Milea semakin tak terkendali. Dia yakin, kemalangan yang menimpa Akew
disebabkan karena geng motor. Milea semakin yakin untuk membuat Dilan berhenti
dan menjauh sejauh-jauhnya dari geng motor, dari sahabat-sahabatnya. Milea
banyak mengabaikan Dilan dan membuat suasana menjadi serba salah,
Tak lama berselang, lagi-lagi
Milea mendengar kabar bahwa Dilan ditangkap polisi. Kali ini dia tidak ditahan,
ditangkap sore dan malam harinya boleh pulang. Mendengar keadaan tersebut bisa
dibayangkan seberapa kuat emosi Milea menekannya, hingga dia akhirnya pasrah.
Emosi yang mengaduk-aduk hatinya memaksa dia untuk lebih rasional, dengan
mengambil keputusan menemui Dilan, menamparnya dan mengatakan putus.
![]() |
Sesaat sebelum ditampar |
Sebagai perempuan, inilah keadaan Milea yang bisa aku pahami juga. Bagaimana dia merasa benar-benar lelah dan menganggap Dilan hanya mempermainkan perasaannya. Sikap Dilan yang membawa semua hal untuk santai malah terkesan seperti tak menghiraukan betapa khawatirnya Milea, ditambah lagi Dilan terus melakukan hal yang membahayakan diri bersama geng motor tersebut.
Beberapa hari kemudian Milea dan Dilan bertemu, kali itu juga bersama bundanya Dilan. Itu adalah saat di mana Dilan seperti manusia paling sendirian di bumi. Dia dihakimi 2 wanita yang disayanginya, Bunda dan Milea. Bunda sangat marah dan Milea menangis, tapi Dilan banyak diam. Hingga ada salah satu kalimat Dilan yang membuat Bunda sangat emosi, aku yang baca juga, wkwk. Dilan bilang :
Aku maklum dengan perasaan
Dilan, tapi entah kenapa aku ikut nyesek bacanya. Kebayang nggak pas lagi serius-seriusnya, panik-paniknya dan marah-marahnya eh malah dibilangin "Nggak usah berlebihan." Sebel kan? Aku sih sebel, banget malah. Kezam huhu..
Di bab-bab terakhir kita akan
dapat fakta bahwa suami Milea bukan Dilan, bahwa Dilan dan Milea berakhir tanpa ada
kemungkinan kembali, bahkan meski bersuami dan memiliki anak Milea masih tetap
merindukan Dilan. Lalu untuk apa aku membaca buku ketiga yang pasti isinya
banyak drama? Aku cukup takut bahwa ternyata Dilan sudah merelakan Milea
sepenuhnya, dan Milea hanya sendiri untuk apa yang ia rasakan. Takut ikut galau
aku tu, wkwk.
Kita harus terima bahwa ini adalah sad ending..
![]() |
Cuma bisa ikut prihatin, mengerenyitkan dahi, elus dada .. |
Sebulan kemudian aku
beranikan diri membaca seri ketiga “Milea Suara dari Dilan”. Ternyata benar,
isinya banyak drama, cuma lebih logis dan nggak terlalu mendayu-dayu karena diambil
dari sudut pandang pria.
Buku ini jauuuh lebih padat dari buku kedua. Semua adalah inti cerita, semua adalah penjelasan, semua adalah hati Dilan. Sebagian sudah aku campur di atas, maka aku langsung masuk pada peristiwa Akew.
Kita mulai kenapa hari itu
Dilan dan geng ditangkap polisi, lagi.
Pada hari penangkapan
sebenarnya yang dicari bukanlah Dilan, melainkan Burhan, ketua geng motor.
Pihak kepolisian bermaksud melakukan penyelidikan terhadap meninggalnya Akew
dengan latar belakang bahwa Akew anggota geng yang diketuai Burhan. Namun
Burhan menolak karena merasa tidak bersalah. Demi membujuk Burhan, polisi
sengaja meminta Dilan secara pribadi untuk ikut karena tahu dia anak Letnan
Ical. Dengan ikutnya Dilan, semua kawannya pun akhirnya bersedia ke kantor
polisi.
Diluar dugaan, orang tua Dilan datang ke kantor polisi malam harinya. Dia dimarahi habis-habisan oleh ayahnya, Letnan Ical, bahkan juga ditampar. Yang orang tuanya tahu bahwa malam itu Dilan di tangkap, sehingga lebih terkesan sebagai orang yang terlibat ketimbang menjadi saksi. Bisa dibayangkan betapa gamangnya Dilan hari itu, seakan semua keberanian, kekuatan dan pijakannya hilang, runtuh bersama rasa kecewa orang tua terhadapnya. Dilan hari itu sangat terpuruk untuk hal yang bahkan tidak diketahui sebab musababnya. Dia sedang dihakimi untuk hal yang belum jelas berhubungan atau tidak dengannya.
Penangkapan terjadi sore hari dan malamnya Dilan serta beberapa temannya diperbolehkan pulang kecuali Burhan. Dia ditahan beberapa hari karena khawatir akan merencanakan aksi balas dendam.
Keesokan harinya, seperti yang aku tulis di atas, Milea menampar Dilan dan mengatakan putus. Jangan dibayangkan gimana keadaan pipi Dilan di tampar siang malam, pasti sakit! Dilan tidak banyak melakukan perlawanan. Jangankan perlawanan, setelah hari itu Dilan juga tidak menghubungi Milea sama sekali. Dia yakin, dengan emosi yang sama Milea masih tidak akan merubah sikap meski Dilan membujuknya.
Ada satu kalimat Dilan yang cukup menyentuh ketika dia membahas perihal kenapa dia meng-iya-kan keinginan Milea untuk putus.
Dilan mengatakan, "Aku ingat, aku pernah bilang kepadanya jika ada yang menyakitinya, maka orang itu akan hilang. Jika orang itu adalah aku, maka aku pun harus hilang."Dalem kan? Sungguh sangat menepati omongannya sendiri. Good lah huhu.
Kurang lebih seminggu berlalu pihak kepolisian mengabarkan bahwa peristiwa Akew
tidak ada hubungannya dengan geng motor, dia adalah korban salah sasaran oleh
pertikaian antar warga di daerah setempat. Dengan semangat Dilan menghubungi
Milea dan ingin memperbaiki keadaan dengan mengabarkan kebenaran perihal Akew,
tapi gagal. Dilan batal memberitahu Milea karena salah paham, mengira Milea
telah memiliki pacar baru.
Setelah hari itu Dilan seakan bersikap antipati pada Milea. Milea masih sering menghubungi Dilan namun lebih sering berbincang dengan Bundanya Dilan. Meski bahkan berbincang di telepon, Dilan menunjukkan sikap yang tak acuh pada Milea. Nampak jelas Dilan seolah ingin menunjukkan bahwa ia masih punya harga diri dan tak ingin berurusan dengan Milea lagi. Dia menginginkan pengakuan dan kebebasan yang dulu dikekang Milea. Perasaannya pada Milea terkubur bersama prasangka-prasangka dan amarah.
Milea kemudian juga menjaga jarak dengan Dilan setelah mendengar kabar bahwa dia sudah memiliki pacar baru, yang tentu saja juga salah paham. Semakin lama mereka semakin jauh dan kadar kesalahpahaman semakin banyak. Pada tingkat ini pembaca akan dibuat gemasss. Bahkan walau beberapa kali Dilan dan Milea sempat bertemu selalu tak cukup waktu untuk mengomunikasikan keadaan yang sebenarnya.
Jauh jauh hari setelah keadaan mulai membaik, Milea telah memiliki kekasih dan akan bertunangan, Dilan juga memiliki kekasih. Barulah mereka punya kesempatan untuk meluruskan banyak hal yang melenceng dari mereka. Setelah sekian lama akhirnya Dilan berinisiatif untuk menelpon Milea, mencoba memperbaiki keadaan, and problem solved! Seperti itulah akhirnya masalah mereka diselesaikan. Sesederhana itu komunikasi membongkar kesalahpahaman bertahun-tahun.
Bab terakhir menerangkan bagaimana Dilan sudah merelakan
dan mengikhlaskan Milea menjadi kenangan masa lalunya. Seakan mengatakan bahwa
Dilan sudah berubah, rindu yang sama sudah tidak ada.
Tapi mau gimana lagi. Nggak ada kata terlambat, memang
begitulah mereka ditakdirkan. Seperti yang banyak orang bilang
“Beberapa orang hanya ditakdirkan ada di dalam hati, di masa lalu. Bukan di hidupmu, di masa kini dan mendatang”
Aku nyatakan buku ini berhasil ditutup dengan bersih.
Masalah selesai. Tapi nyesek banget buk :')
![]() |
Haduh dek, kamu kok lucu, ini kan seharusnya sedih. Hmm.. :'( |
Seperti itulah kisah Dilan dan Milea.
Bagaimana kisah percintaan
remaja bisa membekas dihati seseorang bertahun-tahun lamanya, bahkan meski
sudah memiliki pasangan halal dan dikarunia anak. Pada tahap ini aku sempat
kepikiran dengan suami Milea. Apa dia tahu perihal cerita ini? Apa dia
baik-baik saja? Bagaimana sikap Milea terhadap suaminya? Aku yakin
sebagian besar kalian pasti juga berpikiran sama.
Semoga dengan review ini bisa kita ambil pesan yang baik. Bahwa, entah remaja atau dewasa,
pilihan dan keputusan adalah hak masing-masing individu terkait pola pikir dan
karakternya. Maka kita tidak berhak untuk mengkritisi keputusan siapapun, kita tidak berhak berkata dia tidak boleh begitu dan begini,
karena itulah mereka dengan segala kepemilikan atas kisah hidupnya. Kecuali dia yang minta.
Ngomong-ngomong masalah film Dilan, setelah baca ketiga buku ini, aku termasuk yang setuju sih Iqbal CJR mengisi peran Dilan. Toh Dilan waktu itu masih sangat muda dan saat ini Iqbal juga ada pada umur yang sama. Perihal bagaimana Iqbal dan Vanessa menampilkan Dilan dan Milea menjadi sosok nyata dalam film, semoga kita bisa memahami bahwa sangat tidak mungkin seseorang bisa persis menyamai orang yang lainnya. Semoga aku berkesempatan menonton filmnya, biar bisa bikin review jugak wkwk.
Ngomong-ngomong masalah film Dilan, setelah baca ketiga buku ini, aku termasuk yang setuju sih Iqbal CJR mengisi peran Dilan. Toh Dilan waktu itu masih sangat muda dan saat ini Iqbal juga ada pada umur yang sama. Perihal bagaimana Iqbal dan Vanessa menampilkan Dilan dan Milea menjadi sosok nyata dalam film, semoga kita bisa memahami bahwa sangat tidak mungkin seseorang bisa persis menyamai orang yang lainnya. Semoga aku berkesempatan menonton filmnya, biar bisa bikin review jugak wkwk.
Beralih sedikit dari Dilan dan Milea,
Dari kisah ini aku teringat perkataan ibunya temanku, kita sebut saja Tante May. Beliau pernah bilang,"Nggak usah pacaran, nanti kalian dosa sama suami/istri kalian kelak."
Waktu itu aku belum paham, kok dosanya ke pasangan kelak? Setelah aku membaca tentang Milea, ku pikir mungkin ini yang dimaksud Tante May. "Dosa" dalam arti yang lain. Hati perihal rumit, jatuhnya rumit, bangkitnya juga. Entah masih cinta atau tidak, kenangan tentang seseorang di masa lalu itu kadang-kadang bisa mengganggu. Yakin deh, meski kalian nggak mau balikan sama mantan, meski perasaan udah nggak di dia lagi, kalau ingat kenangan waktu dulu indah-indahnya pasti ada yang berdesir dalam hati. Liat motor/mobil yang sama merknya dengan punya doi aja bisa keinget jauh kemana-mana, sampai mikir "Waduh jangan-jangan itu dia?" Padahal produsen motor sekali bikin ribuan. Jangan ngelak kalian (sedang mencari teman karena aku juga begini) haha.
Mungkin inilah sebagian alasan kenapa Islam menjauhkan kita dari perkara pacaran, selain akibat buruk secara langsung, masih ada akibat buruk yang berkala, dan yang nanggung sakitnya bukan orang lain tapi kita sendiri. Semoga kita lebih selektif dan kuat menjaga hati untuk pasangan halal kita nanti, semoga tidak ada Dilan Milea yang lain lagi. Nyesek buk :')
Dari kisah ini aku teringat perkataan ibunya temanku, kita sebut saja Tante May. Beliau pernah bilang,"Nggak usah pacaran, nanti kalian dosa sama suami/istri kalian kelak."
Waktu itu aku belum paham, kok dosanya ke pasangan kelak? Setelah aku membaca tentang Milea, ku pikir mungkin ini yang dimaksud Tante May. "Dosa" dalam arti yang lain. Hati perihal rumit, jatuhnya rumit, bangkitnya juga. Entah masih cinta atau tidak, kenangan tentang seseorang di masa lalu itu kadang-kadang bisa mengganggu. Yakin deh, meski kalian nggak mau balikan sama mantan, meski perasaan udah nggak di dia lagi, kalau ingat kenangan waktu dulu indah-indahnya pasti ada yang berdesir dalam hati. Liat motor/mobil yang sama merknya dengan punya doi aja bisa keinget jauh kemana-mana, sampai mikir "Waduh jangan-jangan itu dia?" Padahal produsen motor sekali bikin ribuan. Jangan ngelak kalian (sedang mencari teman karena aku juga begini) haha.
Mungkin inilah sebagian alasan kenapa Islam menjauhkan kita dari perkara pacaran, selain akibat buruk secara langsung, masih ada akibat buruk yang berkala, dan yang nanggung sakitnya bukan orang lain tapi kita sendiri. Semoga kita lebih selektif dan kuat menjaga hati untuk pasangan halal kita nanti, semoga tidak ada Dilan Milea yang lain lagi. Nyesek buk :')
Semoga bermanfaat :)
Wah nemu juga yang bahas detail tentang novel ini! Udah dari akhir tahun lalu penasaran sebagus apa sih novel Dilan ini kok sampe dibikin film dan dibilang novel hits pada zamannya. Pengen baca sendiri, tapi aku juga gak terlalu doyan buku roman hehehe. Penasaran banget kok karakter Dilan itu populer banget. :P Seenggaknya habis baca ini jadi tau garis besar ceritanya.
BalasHapusMakasih yah udah review detail :)
ilustratorkere.wordpress.com
Wah terimakasih apresiasinya kak, senangnya bisa membantu :)
HapusBoleh dicoba baca novelnya kak, biar dapet feelnya dilan sama milea hehehe
Iniiiii novel Indonesia pertama yang 1 bukunya aku baca semaleman dan dibelain enggak tidur! Suka banget sama gaya penyampaiannya Ayah Pidi Baiq. Bikin penasaran dan nggak rela ninggalin kalau belum kelar. Hahahahahaha
BalasHapusxoxo,
honeyvha.com
Bener banget kak, padahal menurut aku ceritanya rumit kesana kemari tapi bisa diceritain rapih banget, bisa dipahami sampai ikutan galau yg baca hihihi
HapusEmang bikin baper trilogi dilan ini huhu...
BalasHapusIya kak, banget huhu. Aku bacanya jadi ikut menghayal zaman2 SMA wkwk
HapusSering liat di rak gramedia dulu pas heboh-hebohnya. Awalnya kirain semacam novel-novel teenlit jadi nggak tertarik. Tapi akhirnya baca juga buku 1 terus lanjut buku ke-2 hanya krn penasaran. Ternyata nggak sanggup menyelesaikan..
BalasHapusWah dilanjutin aja kak, buku ke3 seru kok, dari 3 buku aku malah paling suka sama yg ke 3. Buku ke 2 emang agak boring sih hehe
HapusWahhh asyik banget nih ceritanya, dan tau gak aku baca review ini aja kok emosi yah. Entah kenapa aku iri banget sama si penulis sampai bikin cerita yang keren banget seperti ini.
BalasHapusJujur aku belum beli novel dilan, dan kemaren sempat pinjam punya teman. Dan yang novel Dilan yang kedua dan ketiga belum sempat aku baca. Aku malah pengen beli novelnya masih penasaran juga sama cerita lengkapnya ������
Salam kenal ya ka Nova ��
Salam kenal jg Fatimah :)
HapusHarus tuh, baca langsung di novelnya, biar makin emosi wkwk
Ini novel seri Dilan punyaku aja masih melanglang buana, di pinjem rame-rame sama temen ahahah
Kerreeeeeen . Tadinya aku mau baca tapi males.
BalasHapusTerimakasih sudah membaca. Gimana, masih males? ahaha
HapusBagus banget kesimpulannya DUHH SAMPEK NANGIS!
BalasHapusWahh terimakasih kak sudah bacaa :))
HapusBagus padet ulasanny tp jadi sedih n kecewa soalny sad ending.jadi aq batalin deh beli novelny soalny kecewa berat ma endingny.kok bisa ya orang pinter buat buku trus buat kecewa orang.padahal kalo buat orang bahagia dapat pahala lho.bisakah ada keajaiban buat endingny😢😢😢😢
BalasHapusYah kok batal kak huhu
HapusNggak apa2 kak, biar beda. Yang happy ending sudah banyak, ntar kalo happy ending filmny jadi mirip ftv wkwk
Sudah sering baca gambaran isi cerita Dilan dn Milea dan tidak mngusikku untuk ikutan baca novel atau nonton filmya. Gak pngen. Dan jg gak mau trbawa perasaan.
BalasHapusEmng bener..mending selagi masih single, save your heart...and give your love just for your husband/wife. It is better.
Iya sih kak, Dilan ini penulisan ceritanya keren kalo menurut aku, tapi dari segi alur cerita rada-rada gimana gitu. Semuanya tentang pacar2an, bikin yang baca jadi baperan, terlena gitu wkwk
HapusAkhirnya gua tau dilan yang sebenarnya :')
BalasHapus